Rabu, 23 April 2014

kisah ratu bilgis dan seekor nyamuk

Pada jaman kuno kerajaan di Timur Tengah negara yang penuh dengan unta, ada sebuah Istana yang begitu megah, Istana berkilau yang menyilaukan mata ketika matahari memancarkan sinarnya. Dipimpinnya kerajaan tersebut oleh seorang ratu yang kaya raya. Sangking kayanya maka kekayaan itu tak hanya tampak dari kilauan Istana sang Ratu danperhiasan yang selalu melekat ditubuhnya, namun juga gaun Sang Ratu yang selalu terbuat dari sutra.
Sang Ratu memiliki nama Bilqis, dan ia mempunyai ajudan pribadi yang selalu setia disampingnnya, ia adalah seekor burung kakak tua. Kakak tua yang selalu patuh pada Ratu untuk mencari setiap informasi yang diinginkan Sang Ratu di luar istana. Setiap pagi, sore dan malam kakak tua selalu menyampaikan apa saja yang ia lihat dan ia dengar ketika terbang dan hinggap di luar Istana.

***
Di dalam hutan yang begitu lebat, ada sebuah gubuk kecil yang sempit, mungkin hanya cukup untuk tidur empat orang saja. Tinggalah seorang raja penguasa hutan. namanya Sulaiman. Sulaiman adalah penguasa hutan ia dipanggil Raja oleh penghuni hutan. Semua isi hutan tunduk patuh pada raja Sulaiman. Ia tinggal seorang diri di gubuk kecil itu.
ketika semua isi hutan sedang berkumpul mendengarkan Raja Sulaiman bercerita, hutan menjadi hening. Sesekali waktu hutan mendadak ramai, karena hewan-hewan dalam hutan sedang tertawa terbahak-bahak, saat mendengarkan cerita-cerita dari Raja Sulaiman. Mereka tertawa dengan gaya bahasa mereka masing-masing.
Raja Sulaiman sebenarnya anak raja dari Istana yang megah, namun saat ia baru beranjak dewasa, kondisi kerajaan sudah tak sehat lagi, ia dibuang oleh beberapa prajurit ayahnya di dalam hutan. Kini ia sendiri, ayah dan ibunya tewas ditangan selirnya, yang saat ini meninggalkan warisan kepada Putri selirnya yang menghuni di Istana Megah Timur Tengah. Sampai saat ini Sulaiman tetap menjadi raja di hutan, semua penghuni hutan setia kepada Raja Sulaiman.
***
Ketika Ayam jago mulai berkokok, ramailah kabar dari sebuah Istana Megah, bahwa anting-anting Ratu Bilqis hilang. Kakak Tua yang mengemban perintah dari Sang Ratu mencoba mengerahkan semua pasukan Istana untuk mencari ating-anting Sang Ratu. Namun sampai dua purnama pasukan Istana tak memberikan kabar baik pada Sang Ratu.
Kini Sang Ratu mengalami jalan buntu untuk mencari Antin-anting itu, apa boleh buat Sang Ratu harus membuang gengsi dan angkuhnya dengan terpaksa sang Ratu memerintahkan Kakak Tua untuk menghadap Raja Sulaiman meminta bantuan semua pasukan hutan untuk mencari anting-anting Ratu Bilqis yang hilang. Raja Sulaiman yang bijaksana menyanggupi kesediaanya untuk mencari anting-anting Ratu Bilqis yang hilang.
Segera dikumpulkannya hewan yang menghuni hutan tersebut, lalu disusunlah rencana besar untuk mencari anting-anting yang hilang. Raja Sulaiman memberikan petunjuk ketika matahari terbit semua hewan tanpa terkecuali mencari anting-anting Ratu bilqis sesuai kemampuannya, ketika matahari terbenam semua hewan yang mencari anting-anting harusberkumpul dihutan dan setiap kepala suku dari masing-masing hewan wajib melaporkan hasil pencariannya, begitu instruksi tegas dari Raja Sulaiman.
Namun hingga 40 hari 40 malam, anting-anting tersebut juga masih belum diketemukan, akhirnya Raja Sulaiman memerintahkan untuk mengevaluasi kerja semua pasukannya, untuk mencari sebab anting-anting Ratu Bilqis tidak diketemukan hingga kini. Setelah evalusai selesai Raja Sulaiman memerintahkan Semua pasukannya untuk mencari kembali anting-anting tersebut. setelah matahari terbenam di hari ke-41 semua hewan mulai berdatangan dan berkumpul di hutan untuk siap-siap melaporkan hasil pencariaannya.
Ternyata juga tidak ada kabar baik dari dari setiap kepala suku hewan penghuni hutan. Anting-anting Ratu Bilqis sudah dapat dipastikan hilang. Raja Sulaiman memanggil Kakak Tua, ia menitip pesan kepada kakak Tua untuk menyampaikan kepada Ratu Bilqis bahwa ia dan pasukannya sudah berusaha sekuat tenaga namun sampai saat ini tak menemukan hasil. Jika suatu saat nanti diantara kita menemukan anting-anting Ratu Bilqis, Ia berjanji akan memberi tahu & mengembalikan kepada Ratu Bilqis.
Sebelum Rapat Raja Sulaiman ditutup, burung betet dan kancil protes, mereka meminta keadilan kepada Raja Sulaiman, bahwa nyamuk dan lalat selama masa pencarian anting-anting Ratu Bilqis tidak turut mencari. Nyamuk dan lalat bermalas-malasan selama masa pencarian anting-anting.
Akhirnya Raja Sulaiman memanggil Nyamuk dan lalat, Raja Sulaiman menayakan sebab kepada Lalat dan Nyamuk mengapa Ia tak turut mengemban tugas, Lalat dan Nyamuk menolak untuk mengemban tugas karena mereka tak suka pada keangkuhan Ratu Bilqis, ”Namun perintah Raja tetaplah perintah suka tidak suka perintah wajib untuk dilaksanakan” celetuk Bete dan kancil dengan wajah geramnya.
Sebenarnya Raja Sulaiman tidak kesal pada sikap Lalat dan Nyamuk yang tidak melaksanakan perintahnya. Raja Sulaiman Bisa memaklumi hal itu, Namun untuk keadilan dan kedamaian kehidupan Hutan, Raja Sulaiman menghukum Lalat dan Nyamuk untuk mencari anting-anting Ratu Bilqis sampai ditemukan.
Semua penghuni Hutan sepakat atas hukuman yang dijatuhkan pada Lalat dan Nyamuk. Semua penghuni Hutan kecuali Lalat dan Nyamuk bebas tugas dalam pencarian anting-anting secara intens. Mereka kembali melaksanakan tugas sehari-harinya.
Dan Mulai saat itu Lalat dan Nyamuk mencari anting-anting Ratu Bilqis, Hingga kini lalat dan nyamuk belum usai menjalankan hukuman Raja Sulaiman. Mereka masih mencari anting-anting Ratu Bilqis yang hilang.
Nyamuk selalu mengitari telinga ketika kita tidur, karena Nyamuk beranggapan, ”Eh.. siapa tahu anting-anting ratu bilqis sudah berada ditelinga orang lain”. Begitu juga dengan lalat, Lalat selalu berputar-putar di tempat sampah dan tumpukan-tumpukan yang kotor, karena Lalat beranggapan, ”Eh.. siapa tahu anting-anting itu sudah dibuang di tempat sampah”.
Apakah Anda Suka?
Copyright © 2013 Dongeng & Cerita Anak - All Rights Reserved

angsa bertelur emas

Orang orang berkerumun di depan toko penjual telur di sebuah pasar di desa. Yang berada di luar ingin maju masuk ke dalam, sedangkan yang di dalam ingin lebih dekat lagi ke depan meja. Mereka datang dari seluruh penjuru negeri karena mendengar ada seekor angsa yang bertelur emas, mereka ingin melihatnya dengan mata kepala sendiri. Dan akhirnya, di depan mereka semua, hal ajaib itu terjadi persis seperti yang mereka dengar. Di atas meja, berkilauan di bawah sinar matahari, tergeletak sebuah telur emas!
Mereka menggenggam erat-erat uang mereka, tangan mereka sampai berkeringat, dan mereka mengacung- acungkan tangannya berebutan ingin membeli telur itu. Tapi si Pedagang, walaupun dia sangat bersemangat, hanya bisa menjual satu telur emas sehari. Yang lain terpaksa menunggu karena si Angsa hanya bisa bertelur satu telur sehari!


Si Pedagang benar-benar tidak puas dengan hal itu, dia ingin segera punya banyak uang. Gagasan yang hebat lalu terlintas di pikirannya. Pedagang yang rakus itu akan membunuh si Angsa! Ia akan mengambil semua telur yang ada di dalam tubuhnya sekaligus. Dia sudah tidak sabar ingin segera cepat kaya.
Para pembeli bersorak gembira ketika si Pedagang mengumumkan ide hebatnya itu pada mereka. Kemudian dengan hati-hati ia mengeluarkan sebuah pisau tajam dan membelah dada burung itu. Orang-orang menahan nafasnya. Darah si Angsa menetes merah membasahi bulu bulunya yang putih.
"Dia membunuh burungnya!" orang-orang bergumam terpesona.
Lalu seorang nenek tua berkata dengan bijak,"Ya, dan dia telah melakukan kesalahan yang besar! Kamu semua akan lihat, angsa itu sekarang hanya seekor burung biasa. Tentu saja karena ia sudah mati."
Nenek itu berkata benar. Di sana berbaring seekor angsa yang cantik, dadanya terbelah lebar, tapi tak ada sebutir telur pun terletak di dalam tubuhnya. Sekarang angsa itu hanya berguna untuk jadi angsa panggang.
"Dia sudah membunuh angsa yang memberinya telur emas!" seorang petani berkata sedih.
Orang-orang pun meninggalkan toko dan berjalan pulang dengan gontai.

Petualangan Sinbad



Dahulu, di daerah Baghdad, timur tengah, ada seorang pemuda bernama Sinbad yang kerjanya memanggul barang-barang yang berat dengan upah yang sedikit, sehingga hidupnya tergolong miskin. Suatu hari, Sinbad beristirahat di depan pintu rumah saudagar kaya karena sangat lelah dan kepanasan. Sambil istirahat, ia menyanyikan lagu. "Namaku Sinbad, hidupku sangat malang, berapapun aku bekerja dengan memanggul beban di punggung tetaplah penderitaan yang kurasakan." Tak berapa lama muncul pelayan rumah itu, menyuruh Sinbad masuk karena dipanggil tuannya."Apakah namamu Sinbad ?", "Benar Tuan". "Namaku juga Sinbad", kata sang saudagar. Ia pun mulai bercerita, "Dulu aku seorang pelaut. Ketika mendengar nyanyianmu, aku sangat sedih karena kau berpikir hanya kamu sendiri yang bernasib buruk, dulu nasibku juga buruk, orangtua ku meninggalkan banyak warisan, tetapi aku hanya bermain dan menghabiskan harta saja. Setelah jatuh miskin aku bertekad menjadi seorang pelaut. Aku menjual rumah dan semua perabotannya untuk membeli kapal dan seisinya. Karena sudah lama tidak menemui daratan, ketika ada daratan yang terlihat kami segera merapatkan kapal. Para awak kapal segera mempersiapkan makan siang. Mereka membakar daging dan ikan. Tiba-tiba , permukaan tanah bergoyang. Pulau itu bergerak ke atas, para pelaut berjatuhan ke laut. Begitu jatuh ke laut, aku sempat melihat ke pulau itu, ternyata pulau tersebut, berada di atas badan ikan paus. Karena ikan paus itu sudah lama tak bergerak, tubuhnya ditumbuhi pohon dan rumput, mirip seperti pulau. Mungkin karena panas dari api unggun, ia mulai bergerak liar.Mereka yang terjatuh ke laut di libas ekor ikan paus sehingga tenggelam. Aku berusaha menyelamatkan diri dengan memeluk sebuah gentong, hingga aku pun terapung-apung di laut. Beberapa hari kemudian, aku berhasil sampai ke daratan. Aku haus, disana ada pohon kelapa. Kemudian aku memanjatnya dan mengambil buah dan meminum airnya. Tiba-tiba aku melihat ada sebutir telur yang sangat besar. Ketika turun, dan mendekati telur itu, tiba-tiba dari arah langit, terdengar suara yang menakutkan disertai suara kepakan saya yang mengerikan. Ternyata, seekor burung naga yang amat besar.Setelah sampai disarangnya, burung naga itu tertidur sambil mengerami telurnya. Sinbad menyelinap dikaki burung itu, dan mengikat erat badannya di kaki burung naga dengan kainnya. "Kalau ia bangun, pasti ia langsung terbang dan pergi ke tempat di mana manusia tinggal." Benar, esoknya burung naga terbang mencari makanan. Ia terbang melewati pegunungan dan akhirnya tampak sebuah daratan. Burung naga turun di sebuah tempat yang dalam di ujung jurang. Sinbad segera melepas ikatan kainnya di kaki burung dan bersembunyi di balik batu. Sekarang Sinbad berada di dasar jurang. Sinbad tertegun, melihat disekelilingnya banyak berlian. Pada saat itu, "Bruk" ada sesuatu yang jatuh. Ternyata gundukan daging yang besar. Di gundukan daging itu menempel banyak berlian yang bersinar-sinar. Untuk mengambil berlian, manusia sengaja menjatuhkan daging ke jurang yang nantinya akan diambil oleh burung naga dengan berlian yang sudah menempel didaging itu. Sinbad mempunyai ide. Ia segera mengikatkan dirinya ke gundukan daging. Tak berapa lama burung naga datang dan mengambil gundukan daging, lalu terbang dari dasar jurang. Tiba-tiba, "Klang! Klang! Terdengar suara gong dan suling yang bergema. Burung naga yang terkejut menjatuhkan gundukan daging dan cepat-cepat terbang tinggi. Orang-orang yang datang untuk mengambil berlian, terkejut ketika melihat Sinbad.Sinbad menceritakan semua kejadian yang dialaminya. Kemudian orang-orang pengambil berlian mengantarkan Sinbad ke pelabuhan untuk kembali ke negaranya. Sinbad menjual berlian yang didapatnya dan membeli sebuah kapal yang besar dengan awak kapal yang banyak. Ia berangkat berlayar sambil melakukan perdagangan. Suatu hari, kapal Sinbad dirampok oleh para perompak. Kemudian Sinbad dijadikan budak yang akhirnya dijual kepada seorang pemburu gajah. "Apakah kau bisa memanah?" Tanya pemburu gajah. Sang pemburu memberi Sinbad busur dan anak panah dan diajaknya ke padang rumput luas. "Ini adalah jalan gajah. Naiklah ke atas pohon, tunggu mereka datang lalu bunuh gajah itu". "Baik tuan," jawab Sinbad ketakutan. Esok pagi, datang gerombolan gajah. Saat itu pemimpin gajah melihat Sinbad dan langsung menyerang pohon yang dinaiki Sinbad. Sinbad jatuh tepat di depan gajah. Gajah itu kemudian menggulung Sinbad dengan belalainya yang panjang. Sinbad mengira ia pasti akan dibunuh atau di banting ke tanah. Ternyata, gajah itu membawa Sinbad dengan kelompok mereka ke sebuah gunung batu. Akhirnya terlihat sebuah air terjun besar. Dengan membawa Sinbad, gajah itu masuk ke dalam air terjun menuju ke sebuah gua. "Ku..kuburan gajah!" Sinbad terperanjat. Di gua yang luas bertumpuk tulang dan gading gajah. Pemimpin gajah berkata,"kalau kau ingin gading ambillah seperlunya. Sebagai gantinya, berhentilah membunuh kami." Sinbad berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. Ia pulang dengan memanggul gading gajah dan menyerahkan ke tuannya dengan syarat tuannya tidak akan membunuh gajah lagi. Tuannya berjanji dan kemudian memberikan Sinbad uang."Sampai disini dulu ceritaku", ujar Sinbad yang sudah menjadi saudagar kaya. "Aku bisa menjadi orang kaya, karena kerja keras dengan uang itu. Jangan putus asa, sampai kapanpun, apalagi jika kita masih muda," lanjut sang saudagar