Pada jaman kuno kerajaan di Timur Tengah negara yang penuh dengan unta, ada sebuah
Istana yang begitu megah, Istana berkilau yang menyilaukan mata ketika matahari
memancarkan sinarnya. Dipimpinnya kerajaan tersebut oleh seorang ratu yang kaya
raya. Sangking kayanya maka kekayaan itu tak hanya tampak dari kilauan Istana
sang Ratu danperhiasan yang selalu melekat ditubuhnya, namun juga gaun Sang Ratu
yang selalu terbuat dari sutra.
Sang Ratu memiliki nama Bilqis, dan ia mempunyai ajudan pribadi yang selalu setia
disampingnnya, ia adalah seekor burung kakak tua. Kakak tua yang selalu patuh
pada Ratu untuk mencari setiap informasi yang diinginkan Sang Ratu di luar istana.
Setiap pagi, sore dan malam kakak tua selalu menyampaikan apa saja yang ia lihat
dan ia dengar ketika terbang dan hinggap di luar Istana.
***
Di dalam hutan yang begitu lebat, ada sebuah gubuk kecil yang sempit, mungkin
hanya cukup untuk tidur empat orang saja. Tinggalah seorang raja penguasa hutan.
namanya Sulaiman. Sulaiman adalah penguasa hutan ia dipanggil Raja oleh penghuni
hutan. Semua isi hutan tunduk patuh pada raja Sulaiman. Ia tinggal seorang diri
di gubuk kecil itu.
ketika semua isi hutan sedang berkumpul mendengarkan Raja Sulaiman bercerita,
hutan menjadi hening. Sesekali waktu hutan mendadak ramai, karena hewan-hewan
dalam hutan sedang tertawa terbahak-bahak, saat mendengarkan cerita-cerita dari
Raja Sulaiman. Mereka tertawa dengan gaya bahasa mereka masing-masing.
Raja Sulaiman sebenarnya anak raja dari Istana yang megah, namun saat ia baru
beranjak dewasa, kondisi kerajaan sudah tak sehat lagi, ia dibuang oleh beberapa
prajurit ayahnya di dalam hutan. Kini ia sendiri, ayah dan ibunya tewas ditangan
selirnya, yang saat ini meninggalkan warisan kepada Putri selirnya yang menghuni
di Istana Megah Timur Tengah. Sampai saat ini Sulaiman tetap menjadi raja di hutan,
semua penghuni hutan setia kepada Raja Sulaiman.
***
Ketika Ayam jago mulai berkokok, ramailah kabar dari sebuah Istana Megah, bahwa
anting-anting Ratu Bilqis hilang. Kakak Tua yang mengemban perintah dari Sang
Ratu mencoba mengerahkan semua pasukan Istana untuk mencari ating-anting Sang
Ratu. Namun sampai dua purnama pasukan Istana tak memberikan kabar baik pada Sang
Ratu.
Kini Sang Ratu mengalami jalan buntu untuk mencari Antin-anting itu, apa boleh
buat Sang Ratu harus membuang gengsi dan angkuhnya dengan terpaksa sang Ratu memerintahkan
Kakak Tua untuk menghadap Raja Sulaiman meminta bantuan semua pasukan hutan untuk
mencari anting-anting Ratu Bilqis yang hilang. Raja Sulaiman yang bijaksana menyanggupi
kesediaanya untuk mencari anting-anting Ratu Bilqis yang hilang.
Segera dikumpulkannya hewan yang menghuni hutan tersebut, lalu disusunlah rencana
besar untuk mencari anting-anting yang hilang. Raja Sulaiman memberikan petunjuk
ketika matahari terbit semua hewan tanpa terkecuali mencari anting-anting Ratu
bilqis sesuai kemampuannya, ketika matahari terbenam semua hewan yang mencari
anting-anting harusberkumpul dihutan dan setiap kepala suku dari masing-masing
hewan wajib melaporkan hasil pencariannya, begitu instruksi tegas dari Raja Sulaiman.
Namun hingga 40 hari 40 malam, anting-anting tersebut juga masih belum diketemukan,
akhirnya Raja Sulaiman memerintahkan untuk mengevaluasi kerja semua pasukannya,
untuk mencari sebab anting-anting Ratu Bilqis tidak diketemukan hingga kini. Setelah
evalusai selesai Raja Sulaiman memerintahkan Semua pasukannya untuk mencari kembali
anting-anting tersebut. setelah matahari terbenam di hari ke-41 semua hewan mulai
berdatangan dan berkumpul di hutan untuk siap-siap melaporkan hasil pencariaannya.
Ternyata juga tidak ada kabar baik dari dari setiap kepala suku hewan penghuni
hutan. Anting-anting Ratu Bilqis sudah dapat dipastikan hilang. Raja Sulaiman
memanggil Kakak Tua, ia menitip pesan kepada kakak Tua untuk menyampaikan kepada
Ratu Bilqis bahwa ia dan pasukannya sudah berusaha sekuat tenaga namun sampai
saat ini tak menemukan hasil. Jika suatu saat nanti diantara kita menemukan anting-anting
Ratu Bilqis, Ia berjanji akan memberi tahu & mengembalikan kepada Ratu Bilqis.
Sebelum Rapat Raja Sulaiman ditutup, burung betet dan kancil protes, mereka meminta
keadilan kepada Raja Sulaiman, bahwa nyamuk dan lalat selama masa pencarian anting-anting
Ratu Bilqis tidak turut mencari. Nyamuk dan lalat bermalas-malasan selama masa
pencarian anting-anting.
Akhirnya Raja Sulaiman memanggil Nyamuk dan lalat, Raja Sulaiman menayakan sebab
kepada Lalat dan Nyamuk mengapa Ia tak turut mengemban tugas, Lalat dan Nyamuk
menolak untuk mengemban tugas karena mereka tak suka pada keangkuhan Ratu Bilqis,
”Namun perintah Raja tetaplah perintah suka tidak suka perintah wajib untuk
dilaksanakan” celetuk Bete dan kancil dengan wajah geramnya.
Sebenarnya Raja Sulaiman tidak kesal pada sikap Lalat dan Nyamuk yang tidak melaksanakan
perintahnya. Raja Sulaiman Bisa memaklumi hal itu, Namun untuk keadilan dan kedamaian
kehidupan Hutan, Raja Sulaiman menghukum Lalat dan Nyamuk untuk mencari anting-anting
Ratu Bilqis sampai ditemukan.
Semua penghuni Hutan sepakat atas hukuman yang dijatuhkan pada Lalat dan Nyamuk.
Semua penghuni Hutan kecuali Lalat dan Nyamuk bebas tugas dalam pencarian anting-anting
secara intens. Mereka kembali melaksanakan tugas sehari-harinya.
Dan Mulai saat itu Lalat dan Nyamuk mencari anting-anting Ratu Bilqis, Hingga
kini lalat dan nyamuk belum usai menjalankan hukuman Raja Sulaiman. Mereka masih
mencari anting-anting Ratu Bilqis yang hilang.
Nyamuk selalu mengitari telinga ketika kita tidur, karena Nyamuk beranggapan,
”Eh.. siapa tahu anting-anting ratu bilqis sudah berada ditelinga orang
lain”. Begitu juga dengan lalat, Lalat selalu berputar-putar di tempat sampah
dan tumpukan-tumpukan yang kotor, karena Lalat beranggapan, ”Eh.. siapa
tahu anting-anting itu sudah dibuang di tempat sampah”. |
|
|
|
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar